Wakil Bupati Gayo Lues H Said Sani mengungkapkan keyakinannya Program Grand Design Alternative Development mampu meningkatkan kesejahteraan petani.
“Peralihan tanaman ganja dengan komoditi tanaman lain ini lebih sukses. Jika kita menanam ganja, kita hidup tidak tenang, namun jika kita menanam jahe atau jagung lebih aman dan nilai jualnya lebih tinggi dari ganja,” ucapnya pada kegiatan Bimtek Stakeholder Kawasan Rawan Pedesan di Gayo Lues di Aula Setdakab, Kemarin.
Said menambahkan, untuk mensukseskan program ini maka dibutuhkan kebersamaan dan kerjasama semua pihak. Tidak bisa hanya diharapkan kerja BNN.
“Alternative Developmen bukan semboyan, mari para SKPD Gayo Lues ayo bersama kita bisa” ujarnya.
Sementara Kasubdit Pedesan Direktorat Dayatif Hendrajit P Widagdo menjelaskan, program GDAD semakin diperkuat dengan lahirnya Inpres No.2 Tahun 2020. Dimana, kementerian dan Lembaga turut berperan serta mensukseskan program tersebut.
Selain itu, Hendrajit juga menjelaskan tentang perbedaan ganja yang berasal dari Indonesia dan diluar Indonesia. Dimana ganja diluar Indonesia hasil rekayasa genetika yang kadarnya CBD lebih tinggi dan THC lebih rendah. Untuk itu, boleh digunakan untuk medis.
Disamping itu, proses eradikasi ganja terus dilakukan dibeberapa wilayah di Aceh. “Lokasi lahan ganja hasil data dari Polda dan Polresta masih besar,” jelasnya.
Selain kegiatan ini, Direktorat Dayatif juga akan melakukan kegiatan Bimtek Lifeskill kepada masyarakat Gampong Pepelah.
Kegiatan ini dihadiri 50 peserta dari SKPD terkait dan masyarakat. Dalam kesempatan itu turut mengikuti Kasi Dayamas BNNP Aceh Suharmansyah, S.Sos dan staf.
#stopnarkoba
